Kulon
Progo. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (Gerdal OPT) dan Gerakan
Penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI), dilaksanakan di area persawahan milik anggota
Gapoktan "Suka Makmur” Pedukuhan Dukuh, Kalurahan Janten, Kapanewon Temon,
Jumat (28/01/22).
Tampak
hadir dalam giat tersebut, Dirjen
Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ir. Sugeng Purwanto, MMA., Kepala
Koordinator POPT Serionia Ariyani Vension Nita, Wabup Fajar Gegana, Dandim
0731/Klp Letkol Inf Nurwaliyanto, Kadis Pertanian Ir. Muh Aris Nugroho, MMA.,
Pasiter Kodim 0731/Klp Kapten Inf Triyono dan Kapolsek Temon Kompol Riyono,
Kadis
Pertanian Kulon Progo, terima kasih kepada Dinas Pertanian DIY yang ikut dalam
gerakkan perlindungan tanaman dengan agensia hayati, buatan petani kita sendiri.
Petani yang kita bina bersama-sama telah dapat membuat agensia hayati dan
gerakan tanam padi dengan kriteria PGPR dan QORIN, gerakan ini akan terus kita
kembangkan.
Gerakan
perlindungan tanaman dilakukan dengan menggalakkan pembersihan saluran air dan penyiapan
pompa air. Terima kasih kepada dinas pertanian yang telah mengalokasikan
bantuan untuk pompa air, sehingga daerah yang kekeringan bisa kita support, alhamdulillah
bisa terjaga, sehingga tidak ada dampak dari perubahan iklim.
Dirjen
Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengatakan, praktek gerakan pengendalian OPT
yang ramah lingkungan termasuk diantaranya deteksi dini dan antisipasi terhadap
perubahan iklim serta penyakit endemik.
Harga
kebutuhan pertanian saat ini naik dua kali lipat akibat pandemi Covid-19, untuk
mengatasi mahalnya harga pupuk kimia, agar kita gunakan sehemat mungkin, dan pilihan
terakhir menggunakan pupuk hayati, jerami jadikan kompos. Alih fungsi lahan juga jadi kendala saat ini,
maka perlu terobosan agar hasil pertanian bisa mencukupi kebutuhan di dalam
negeri.
Dandim
0731/Klp mengatakan, gerakan pengendalian OPT ini sangat bagus karena
dilaksanakan secara ramah lingkungan, yakni menggunakan agen hayati, semoga tanaman
padi bisa terselamatkan dari gangguan organisme pengganggu tanaman.
Dalam
rangka antisipasi dan mitigasi bencana banjir, pembersihan dan normalisasi
saluran air sangat tepat, karena banjir merupakan salah satu ancaman yang
menyebabkan gagal panen. Kodim 0731/Kulon Progo hadir untuk bersinergi
berkomitmen untuk terus bersinergi dengan semua pihak dalam upaya mewujudkan
ketahanan pangan di wilayah.
“Terima
kasih kepada para Babinsa Kulon Progo yang selalu siap mendampingi Poktan
maupun Gapoktan di wilayah binaannya”, pungkasnya.
Wabup
Kulon Progo menyampaikan, Pemkab menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan
ini. Khusus penanganan OPT langkah yang telah ditempuh dengan pengendalian hama
terpadu, yaitu teknik pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan ekologi
untuk mencegah kerusakan dan kerugian tanaman secara ekonomi, serta
mengupayakan pengendalian yang ramah lingkungan agar tercipta pertanian
berkelanjutan.
Cara
praktis yaitu dengan penentuan pola tanam, penentuan varietas, penentuan waktu
tanam, keserentakan tanam, pemupukan, pengairan, jarak tanam dan teknik
budidaya lainnya.
Untuk
menciptakan budaya tanaman sehat, dalam pengendalian hama secara ramah
lingkungan dengan menggunakan agensia hayati. Untuk menangani dampak perubahan iklim,
langkah yang telah ditempuh antara lain normalisasi dan pembersihan saluran
irigasi tersier, pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber air. (Pendim
0731/Klp).