Kulon
Progo. Kodim 0731/Kulon Progo menyelenggarakan Sosialisasi TNI Manunggal Bangga
Kencana Kesehatan Terpadu (TMBKKT), di Aula Makodim dengan narasumber Dandim
0731/Klp Letkol Inf Nurwaliyanto, Ibu Afrizah Satgas PPS DIY dan dr. Mz.
Faturachman, M.Sc., dari BKKBN DIY Bidang KB-KR, dengan peserta para Babinsa
Jajaran Kodim 0731/Klp, Kamis (08/09/22).
Mengawali
kegiatan, Letkol Inf Nurwaliyanto mengatakan bahwa sosialisasi dan pembekalan
ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam upaya memberikan bekal pengetahuan
peserta khususnya Babinsa, agar dalam perannya nanti dapat bersinergi dengan
instansi kewilayahan, sehingga dapat membantu program pembangunan keluarga,
kependudukan serta keluarga berencana sesuai harapan pemerintah.
Lebih
lanjut Dandim mengatakan, masalah kependudukan merupakan hal yang sangat
dominan di negara kita ini, salah satu contohnya adalah jumlah penduduk yang
sangat besar namun kualitas sumber daya manusia masih sangat rendah, hal ini
yang mendorong pemerintah untuk terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan
pembekalan seperti yang kita laksanakan saat ini.Sejalan
dengan hal tersebut maka peran TNI khususnya Babinsa sangat dibutuhkan dalam
upaya membantu PLKB dalam penggerakan pelayanan KB dan sebagai penggerak dan
motivator dalam bidang kegiatan fisik maupun non fisik. Dalam bidang keluarga berencana, untuk tahun
2022 target pencapaian akseptor MOW, MOP, IUD, Implant, Suntik, PIL dan Condom
telah ditentukan. Kemudian dalam bidang penanganan stunting, Kulon Progo
menaruh harapan besar dan sangat optimis dalam upaya penurunan stunting. Saat
ini Kulon Progo berada di peringkat tiga terbaik Nasional dalam capaian
penanganan kasus stunting. Saya berharap kepada para Babinsa dan seluruh aparat
kewilayahan untuk berperan aktif dan berkontribusi membantu pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ibu
Afrizah Satgas PPS DIY menjelaskan, stunting adalah kekurangan gizi kronis pada
bayi di seribu hari pertama kehidupan, yang berlangsung lama dan menyebabkan
terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak, seorang anak dianggap
mengalami stunting jika tinggi badan mereka lebih pendek dari standar usianya.
Penyebab
stunting antara lain pengasuhan yang tidak baik, kurangnya makanan bergizi, terbatasnya
layanan kesehatan dan pembelajaran yang berkualitas, kurangnya air bersih dan
sanitasi.
Dampak
stunting jangka pendek antara lain terganggunya perkembangan otak, kecerdasan
berkurang, gangguan pertumbuhan fisik dan metabolisme tubuh. Sedangkan dampak stunting jangka panjang yakni
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah terpapar penyakit, meningkatnya risiko memiliki penyakit
diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh daerah, kanker, stroke dan
disabilitas pada usia tua. Data stunting
tahun 2022 di Kabupaten Kulon Progo sejumlah 2227 balita.
dr.
Mz. Faturachman, M.Sc., BKKBN DIY Bidang KB-KR mengatakan Kabupaten Kulon Progo
data stunting paling rendah se-DIY. Dukungan BKKBN terhadap pelayanan strategis
yakni peningkatan kualitas pelayanan dan pemberian faskes KB, penggerakan dan
pembinaan kesertaan ber-KB fokus pada penggunaan KB MKJP. Akselerasi yang dilaksanakan oleh PLKB/PKB
antara lain pelayanan dan pembinaan pasca pelayanan. Jumlah wanita usia subur
dan kesertaan ber-KB di Kulon Progo masih rendah, sehinga kami minta tolong
kepada para Babinsa untuk mengajak warga binaannya untuk mengikuti program KB
dan pendewasaan usia perkawinan minimal usia 21 tahun. (Pendim0731).