Ratusan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT)
mendatangi kantor Kecamatan Temon, Kamis (10/4/2014). Mereka datang
untuk menanyakan perihal pendataan warga terdampak pembangunan bandara
di Temon.
Massa datang dalam rombongan besar dan melakukan longmarch
dari wilayah Desa Glagah. Tampak di antara warga adalah belasan
mahasiswa yang tergabung dalam Forum Sekolah Bersama (Sekber)
Yogyakarta.
Mereka membawa sejumlah spanduk dan poster bertuliskan sikap penolakan warga terhadap rencana pembangunan bandara tersebut.
Di antaranya 'Kaum petani, menolak perampasan tanah', 'Pejabat ra
mikirke rakyat', 'bandara bikin sengsara', 'Kami menolak data fiktif
550 kk', 'MP3EI adalah proyek kapitalis'.
"Kedatangan kami untuk memohon penjelasan langsung dari kepala desa
maupun camat tentang pendataan tanah kami yang akan digunakan untuk
pembangunan bandara. Warga jelas-jelas sudah menolak itu karena sampai
sekarang belum ada penjelasan dari pemerintah," kata Ketua WTT,
Purwinto.
Dia mengatakan, dari informasi, data warga terdampak itu saat ini
sudah berada di tangan Camat Temon. Pihaknya ingin mengklarifikasi
bagaimana data itu bisa sampai di tangan kades dan camat.
"Kami memiliki tanah itu, tapi sejauh ini belum ada penjelasan apapun dari pemerintah," imbuh Purwinto.
Saat ini, audiensi antara warga dan pemerintah kecamatan masih
berlangsung. Warga juga menuntut pemerintah untuk meninjau ulang rencana
pembangunan bandara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar