(Wates, 17/1/18). Bertempat di Aula Makodim 0731/Kulon
Progo, dilaksanakan Penyuluhan Kesehatan tantang Penanggulangan KLB (Kejadian
Luar Biasa) Virus Difteri, dengan narasumber Dr. Visa yang didampingi oleh Dr.
Suharto dari Denkesyah Yogyakarta dan Dr. Dian dari Poskes Kodim 0731/Kulon
Progo, pada Hari Senin (17/1), mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai, yang
diikuti oleh Prajurit, ASN dan Persit KCK Cabang XXXII Kodim 0731/Kulon Progo.
Kapten Inf Suhut (Pasiintel) membuka acara
dengan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada Denkesyah Yogyakarta yang
pada pagi ini berkenan hadir di Kodim 0731/Kulon Progo, untuk memberikan
penyuluhan tentang penyakit difteri kepada segenap personel Kodim 0731/Kulon
Progo dan keluarga. Saya berharap semua
peserta mendengarkan arahannya, agar dapat menambah wawasan dan kewaspadaan
kita terhadap penyakit yang saat ini sedang mewabah.
Dr. Visa selaku narasumber mengatakan bahwa Difteri
adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya
berupa sakit tenggorokan, demam,
terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Kasus yang
parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem
syaraf, serta juga mengalami infeksi kulit. Sangat berbahaya jika racun
Difteria menyebar ke organ tubuh yang lain. Difteri banyak ditemui di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, di mana angka vaksinasi masih
rendah. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Bakteri
Difteri dapat menyerang jaringan apa saja pada tubuh, tanda-tanda yang paling
menonjol adalah pada tenggorokan dan mulut. Tanda tanda yang dapat kita kenali
berupa pembengkakan kelenjar pada leher, gangguan pernafasan, ngiler,demam,
batuk keras, perasaan tidak nyaman juga berpengaruh pada penglihatan. Bicara
yang melantur,tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin,
berkeringat dan jantung berdebar. Difteri disebabkan oleh kuman
Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di
udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi.
Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi.
Anda dapat terkena Difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum
dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang
membawa bakteri. Difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan
bersama, seperti handuk atau barang lainnya. Cara penanganan apabila ada
seseorang yang terindikasi Difteri adalah dengan membawa ke dokter, dokter akan
segera memberikan suntikan antitoksin, untuk melawan racun yang dihasilkan oleh
bakteri. Setelah itu, dokter akan memberikan antibiotik untuk
membantu mengatasi infeksi. Pengobatan di rumah apabila terkena
difteri banyaklah istirahat di tempat tidur. Batasi aktivitas fisik apabila
jantung terpengaruh. Pencegahan yang baik terhadap difteri adalah
dengan vaksin Difteri biasanya diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus,
Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi berusia 2 bulan. Anak harus
mendapat vaksinasi DTP lima kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan,
dan usia 4-6 tahun. Usia di atas 7 tahun diberikan vaksinasi Td atau Tdap.
Vaksin Td/Tdap akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis yang
harus diulang setiap 10 tahun sekali. Pemberian Imunisasi tidak hanya di Balita
saja, termasuk untuk orang dewasa.
Dengan penyuluhan kesehatan ini diharapkan Anggota
Kodim 0731/Kulon Progo bertambah wawasan terhadap difteri, sehingga dapat
mengantisipasi, mencegah dan mengambil tindakan apabila di keluarga, tetangga
atau lingkungannya, mendapati indikasi seseorang terkena virus difteri. (Pendim
0731/KP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar